Budiyono Dion, Kurikulum
Pengintegrasian
Etika, Logika, dan Estetika dalam Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mengitegrasikan
anatara etika, logika, dan estetika hingga menjadi satu kesatuan utuh. Proses
pembelajaran dalam kurikulum ini menjadi pembeda dengan kurikulum sebelumnya.
Peserta didik diajarkan dan dibiasakan untuk observasi, bertanya, bernalar,
bereksperimen, dan berkomunikasi.
"Dalam kurikulum 2013, kita
ingin mengajarkan kepada anak-anak kita sejak kecil kalau kita semua adalah
bersaudara dalam keberagaman. Saya berharap kurikulum 2013 ini dapat
dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik, " kata Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, dalam siaran persnya yang dirilis situs
Kemdiknas, Kamis (10/7/2014).
Mendikbud mengatakan, untuk membuat sekolah
memiliki kualitas baik terdapat tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu memiliki
guru, kurikulum, serta memiliki fasilitas atau infrastruktur yang baik.
"Dari antara ketiga itu yang paling dominan adalah guru dan
kurikulum," tutur Mendikbud.
Untuk meningkatkan kualitas guru,
kata dia, maka guru dilatih dan diajarkan semua aspek yang berkaitan dengan
proses pembelajaran kepada siswa yang disebut kurikulum. Dan isi kurikulum itu
sendiri adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan
standar evaluasi.
Dalam Kurikulum 2013, hasil dari
proses pendidikan adalah memiliki lulusan yang memiliki keutuhan standar
kompetensi. Kompetensi tersebut terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan,
keterampilan yang menjadi satu kesatuan.
"Kita ingin anak-anak kita
bukan sekedar memiliki sikap yang bagus, tetapi pengetahuan dan keterampilannya
juga menjadi satu kesatuan, dan ini menjadi esensi dari kurikulum 2013,"
ujar Mendikbud.
Objek yang dipelajari dalam kurikulum 2013
adalah fenomena alam, sosial, serta seni dan budaya. "Oleh karena itu kami
berikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah daerah yang menghidupkan
seni dan budaya," kata Mendikbud.
0 komentar:
Post a Comment
mohon meninggalkan komentar