Budiyono Dion, Kurikulum,
Heboh
Buku, Saatnya Aku Belajar Pacaran
Diwaktu
pemerintah menggalakan gerakan revolusi mental, ada buku yang kontroversi
dengan dengan niatan pemerintah itu. Buku itu belakangan kita kenal dengan, Saatnya
Aku Belajar Pacaran, ditulis oleh Toge Aprilianto. Buku ini melegalkan remaja berhubungan seks dengan
kekasihnya. Sungguh terlalu.
Dari
kaca mata mana seorang Toge Aprilianto mengenalkan prinsip seks bebas bagi
kalangan pelajar semacam itu. Baik dari sisi hukum, moral, etika dan agama,
sama sekali tidak ada kamus hubungan seks bebas bagi pelajar. Masyarakat yang
mempercayakan institusi pendidikan untuk menjadikan anak bangsa ini menjadi
orang cerdas berkarakter, bermartabat, justru digembosi munculnya buku yang
tidak berkarakter.
Menurut
pengakuannya, Toge Aprilianto adalah seorang penulis buku. Selain penulis buku,
dia juga menyebut dirinya sebagai seorang motivator. Toge memiliki ketertarikan
di bidang pembangunan diri, keluarga dan juga dunia anak. Hal ini berdasarkan
profil yang berada di situs goodreads.com.
Selain
sebagai motivator, Toge tercatat sudah membuat empat buku hingga saat ini. Judul buku karangan Toge
antara lain; Saatnya Melatih Anakku Berpikir, Kudidik Diriku Demi Mendidik
Anakku, Kurangkul Diriku Demi Merangkul Bahagiaku,dan juga yang menimbulkan
kontroversi yaitu Saatnya Aku Belajar Pacaran.
Mau
dibawa kemana moral anak bangsa ini dengan buku yang berjudul, Saatnya Aku
Belajar Pacaran, ini. Hal itu sangat bertentangan di Negara yang berdasarkan,
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari agama mana pun tidak mungkin mengajarkan seks
bebas semacam itu. Oleh sebab itu, maka benar, dari himbauan Dewan Dakwah Islam
Indonesia (DDII), bahwa buku berjudul 'Saatnya aku Belajar Pacaran' karya Toge
Aprilianto, dinilai mengajarkan pembacanya melakukan zina. Merespon hal ini,
beberapa ormas Islam menyerukan agar kasus ini dibawa ke jalur hokum.
DDII
menyerukan agar penulis buku itu dilaporkan ke jalur hukum. agar menimbulkan
efek jera sehingga kejadian ini tidak terulang lagi di kemudian hari. Jadi tidak
hanya sekedar minta maaf saja.
0 komentar:
Post a Comment
mohon meninggalkan komentar