KURIKULUM

Kurikulum, RPP, Silabus dan Pengembangannya

  • Home
  • Kurikulum
  • Info K13
  • Silabus
  • RPP
  • Pembelajaran K13
  • Penilaian K13
  • Privacy
  • Daftar Isi

Random Post

About Me

My Photo
Budiyono
saya seorang guru yang ingin bermanfaat bagi sesama dalam hidupku, terus beramal menebarkan kebaikan
View my complete profile

Email Subscriptions

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Powered by Blogger.
Home » RPP » Esensi Pendekatan Ilmiah

Esensi Pendekatan Ilmiah

Written By Budiyono on Sunday, May 11, 2014 | 12:13 PM

Budiyono Dion, Kurikulum



Esensi Pendekatan Ilmiah

Proses  pembelajaran  dapat  dapat  dipadankan  dengan  suatu proses ilmiah. Karena  itu  Kurikulum  2013 mengamanatkan  esensi  pendekatan  ilmiah  dalam  pembelajaran. Pendekatan  ilmiah  diyakini  sebagai titian  emas  perkembangan  dan  pengembangan  sikap,  keterampilan,  dan  pengetahuan  peserta  didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan  lebih mengedepankan  pelararan  induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning).
Penalaran deduktif  melihat  fenomena  umum  untuk  kemudian menarik  simpulan  yang  spesifik.  Sebaliknya,  penalaran  induktif memandang  fenomena atau  situasi  spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran  induktif  menempatkan  bukti –bikti spesifik  ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan  fenomena  unik  dengan  kajian  spesifik  dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Metode  ilmiah merujuk pada  teknik-teknik investigasi atas suatu  atau  beberapa  fenomena  atau  gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode  pencarian  (method  of  inquiry) harus  berbasis  pada  bukti-bukti  dari  objek  yang  dapat diobservasi, empiris, dan  terukur   dengan prinsip-prinsip penalaran yang  spesifik. Karena  itu, metode ilmiah umumnya memuat  serangkaian  aktivitas pengumpulan data melalui observasi  atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Proses  pembelajaran    dengan  berbasis  pendekatan  ilmiah  harus  dipandu  dengan  kaida-kaidah pendekatan  ilmiah. Pendekatan  ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan  tentang  suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan  dengan  dipandu  nilai-nilai,  prinsip-prinsip,  atau  kriteria  ilmiah.  Proses  pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.
1.    Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada  fakta atau  fenomena yang dapat dijelaskan dengan  logika  atau  penalaran  tertentu;  bukan  sebatas  kira-kira,  khayalan,  legenda,  atau dongeng semata.
2.     Penjelasan  guru,  respon  peserta  didik,  dan  interaksi  edukatif  guru-peserta  didik  terbebas  dari prasangka  yang  serta-merta,  pemikiran  subjektif,  atau  penalaran  yang menyimpang  dari  alur berpikir logis.
3.    Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  berpikir  secara  kritis,  analitis,  dan  tepat  dalam mengidentifikasi,  memahami,  memecahkan  masalah,  dan  mengaplikasikan  substansi  atau materi pembelajaran. 
4.     Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  mampu  berpikir  hipotetik  dalam  melihat perbedaan,  kesamaan,  dan  tautan  satu  dengan  yang  lain  dari  substansi  atau  materi pembelajaran.
5.    Mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  mampu  memahami,  menerapkan,  dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
6.    Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung -jawabkan.
7.    Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.
Share this article :
Share on FB Tweet Share on G+ Submit to Digg
Budiyono di 12:13 PM

0 komentar:

Post a Comment

mohon meninggalkan komentar

Newer Post Older Post Home

Popular Post

  • Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013
    Budiyono Dion, Kurikulum Kompetensi Inti ( KI )   dan Kompetensi Dasar ( KD ) Kurikulum 2013 Kompetensi Inti dan Kompetensi Da...
  • Penguatan Tata Kelola dan Pendalaman/Perluasan Materi Kurikulum 2013
    Budiyono Dion, Kurikulum Penguatan Tata Kelola dan Pendalaman/Perluasan Materi Kurikulum 2013 Penyusunan kurikulum 2013 dimulai ...
  • Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Berbasis Proyek
    Budiyono Dion, Kurikulum Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Model Berbasis Proyek   Pertemuan kedua 1.      Pendahuluan ...
  • Tuntutan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
    Budiyono Dion, Kurikulum Tuntutan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Tuntutan pebelajaran kurikulum 2013 menghendaki suatu proses...
  • Macam-Macam Genre Teks
    Budiyono Dion, Kurikulum Macam-Macam Genre Teks 1.     Teks Prosedur Fungsi sosial teks prosedur : memberikan petunjuk tentang...

Archives

  • ► 2015 (8)
    • ► February (6)
    • ► January (2)
  • ▼ 2014 (77)
    • ► December (1)
    • ► November (2)
    • ► October (2)
    • ► August (21)
    • ► July (3)
    • ► June (35)
    • ▼ May (7)
      • Kurikulum Tidak Efektif Menjadikan Mutu Pendidikan...
      • Anggaran Buku Kurikulum 2013 RP 2,1 Triliun
      • Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
      • Esensi Pendekatan Ilmiah
      • Pendekatan Scientific
      • Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013
      • Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013
    • ► April (1)
    • ► March (5)

Followers

Preview Subscription

Subscribe to KURIKULUM by Email
KURIKULUM© 2014. All Rights Reserved. Template By Seocips.com
SEOCIPS Areasatu Adasenze Tempate Tipeex.com Publisher by Kurikulum