Budiyono Dion, Kurikulum
Kurikulum Tidak Efektif Menjadikan
Mutu Pendidikan Rendah
Siswa SMA menilai Kurikulum, patut diberikan apresiasi yang tinggi. Siswa
yang aktif, kreatifif yang demikian itulah yang menjadi dambaan guru. Siswa yang
semacam ini adalah anak yang cerdas dan kritis.
Baca beritanya….
JAKARTA -
Kurikulum 2013 masih dinilai tidak efektif. Sehingga hal ini bisa saja menjadi
salah satu penyebab mutu pendidikan di Indonesia masih jeblok di mata dunia.
Setidaknya, pendapat tersebut disampaikan siswi SMA 81 Jakarta, Nisrinah Amalia. Dirinya mencontohkan, dalam program studi (prodi) IPA tidak perlu mempelajari yang bukan bidangnya seperti mata pelajaran Ekonomi.
Setidaknya, pendapat tersebut disampaikan siswi SMA 81 Jakarta, Nisrinah Amalia. Dirinya mencontohkan, dalam program studi (prodi) IPA tidak perlu mempelajari yang bukan bidangnya seperti mata pelajaran Ekonomi.
"Sebenarnya
kurikulum 2013 ini sudah benar, membuat siswa menjadi aktif dibandingkan dengan
gurunya, tapi penerapannya enggak sesuai. Ada guru di kelas yang enggak
ngapain-ngapain," ungkapnya kepada Okezone, belum lama
ini.
Sehingga,
tambah dia, para pelajar kurang memahami mata pelajaran yang seharusnya penting
dipahami. Alhasil, mereka pun mencarinya di luar dengan mengikuti bimbingan
belajar (bimbel) karena belum puas dengan yang didapatinya.
Sementara
siswi SMA Negeri 10 Malang, Ikramah Maghfirah berpendapat, kurikulum 2013
mempunyai sisi positif dan negatif. Positifnya membuat siswa lebih kreatif di
dalam kelas, serta dituntut berpikir kritis yang sudah diberi arahan.
"Kalau
sisi negatif simpang siur, seperti buku yang berbasis kurikulum 2013, tapi yang
saya temukan buku yang masih menerapkan KTSP," katanya.
Dia
menambahkan, perbedaan buku kurikulum 2013 dengan kurikulum biasa yakni
memberikan contoh soal permasalahan, seperti Matematika soal jumlah
penjumlahan.
"Dari buku itu, siswa lebih berpikir kritis. Sebenarnya sama saja dengan buku-buku sebelumnya, tapi bobotnya agak sulit dengan kurikulum yang baru," tambahnya. (ade)
"Dari buku itu, siswa lebih berpikir kritis. Sebenarnya sama saja dengan buku-buku sebelumnya, tapi bobotnya agak sulit dengan kurikulum yang baru," tambahnya. (ade)
http://kampus.okezone.com, /2014/05/15)
0 komentar:
Post a Comment
mohon meninggalkan komentar