Budiyono Dion, Kurikulum
Model Pembelajaran
Berbasis Masalah
a. Konsep
Pembelajaran
berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang
menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real
world). Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran
yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang
harus dipecahkan.
Ada lima strategi dalam
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL).
1)
Permasalahan sebagai kajian.
2)
Permasalahan sebagai
penjajakan pemahaman.
3)
Permasalahan sebagai contoh.
4)
Permasalahan sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari proses.
5)
Permasalahan sebagai
stimulus aktivitas autentik.
Peran
guru, peserta
didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
dapat digambarkan berikut ini.
Guru sebagai
Pelatih
|
Peserta Didik
sebagai Problem Solver
|
Masalah
sebagai Awal Tantangan dan Motivasi
|
o Asking about
thinking
(bertanya tentang pemikiran).
o Memonitor pembelajaran.
o Probbing ( menantang
peserta didik untuk berpikir ).
o Menjaga agar peserta
didik terlibat.
o Mengatur dinamika
kelompok.
o Menjaga
berlangsungnya proses.
|
o Peserta yang aktif.
o Terlibat langsung
dalam pembelajaran.
o Membangunpembelajaran.
|
o Menarik untuk
dipecahkan.
o Menyediakan kebutuhan
yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari.
|
b.Tujuan dan hasil dari
model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1)
Keterampilan berpikir dan
keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini
ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2)
Pemodelan peranan orang
dewasa.
Bentuk pembelajaran berbasis masalah
penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas
mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini
aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan.
·
PBL mendorong kerjasama
dalam menyelesaikan tugas.
·
PBL memiliki elemen-elemen
magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga
peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut.
·
PBL melibatkan peserta didik
dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya
tentang fenomena itu.
3)
Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat
pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus
dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.
Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut
ini.
1) Kurikulum
: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu
strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.
2) Responsibility
: PBL menekankan responsibility dan answerability para
peserta didik ke diri dan panutannya.
3) Realisme
: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi
yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan
sikap profesional.
4) Active-learning
: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik
untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi
proses pembelajaran yang mandiri.
5) Umpan
Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran
berdasarkan pengalaman.
6) Keterampilan
Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan
saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar
seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
7) Driving
Questions :PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu
peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip
dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
8) Constructive
Investigations :sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan
pengetahuan para peserta didik.
9) Autonomy
:proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.
0 komentar:
Post a Comment
mohon meninggalkan komentar