Budiyono Dion, Kurikulum
Pembelajaran
Bahasa Indonesia SMA pada Kurikulum 2013
Satuan
bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan adalah teks. Teks tidak
selalu berwujud bahasa tulis, sebagaimana lazim dipahami, misalnya teks
Pancasila yang sering dibacakan pada saat upacara. Teks dapat berwujud, baik
teks tulis maupun teks lisan (bahkan dalam multi modal: perpaduan teks lisan
dan tulis serta gambar/ animasi/film). Teks itu sendiri memiliki dua unsur
utama. Pertama, adalah konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada
register yang melatarbelakngi lahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan,
pikiran, gagasan, ide) yang hendak disampaikan (field).
Sasaran
atau kepada siapa pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu disampaikan (tenor),
dalam format bahasa yang bagaimana pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu
dikemas (mode). Terkait dengan format bahasa, teks dapat berupa deskripsi,
prosedural, naratif, cerita petualangan, anekdot, dan lain-lain. Unsur kedua
adalah konteks situasi, yang di dalamnya ada konteks sosial dan konteks budaya
masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi.
Terkait
perbedaan antara satu jenis teks tertentu dan jenis teks lain. Perbedaan dapat
terjadi, misalnya pada struktur teks itu sendiri. Sebagai contoh, teks
deskripsi dengan teks prosedural berbeda strukturnya meskipun kedua teks
tersebut termasuk ke dalam kategori jenis teks faktual. Apabila teks deskripsi
memiliki ciri tidak terstruktur dan tidak bersifat generalisasi, teks
prosedural justru bersifat terstruktur dan dapat digeneralisasi.
Struktur
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik teksnya juga berbeda. Jika pada
teks deskripsi strukturnya terdiri atas pernyataan umum yang diikuti pernyataan
deskriptifnya, struktur teks prosedural terdiri atas tujuan langkah-langkah.
Begitu pula kedua jenis teks tersebut berbeda dengan teks cerita/naratif. Di
samping jenisnya berbeda dengan kedua jenis teks di atas, yaitu masuk ke dalam
kategori teks jenis sastra, juga strukturnya berbeda, teks yang terakhir ini
terdiri atas judul, orientasi (kapan, siapa, dan di mana), komplikasi (masalah
apa yang terjadi dan mengapa terjadi), serangkaian peristiwa, resolusi/klimaks,
dan koda (bagaimana cerita berakhir).
Struktur
teks membentuk struktur berpikir sehingga dalam setiap penguasaan jenis teks
tertentu, siswa akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks
yang dikuasainya. Dengan berbagai macam teks yang sudah dikuasainya, siswa akan
mampu menguasai berbagai struktur berpikir. Bahkan, satu topik tertentu dapat
disajikan dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya dengan struktur berpikir
yang berbeda pula.
Selain
itu, secara garis besar dapat dipilah atas teks sastra dan teks nonsastra. Teks
sastra dikelompokkan ke dalam teks naratif dan nonnaratif. Adapun teks
nonsastra dikelompokkan ke dalam teks jenis faktual yang di dalamnya terdapat
subkelompok teks laporan dan prosedural serta teks tanggapan yang dikelompokkan
ke dalam subkelompok teks traksaksional dan ekspositori.
Dengan
memperhatikan jenis-jenis teks itu, serta adanya unsur utama yang harus
dimiliki sebuah teks salah satunya adalah mode (sarana bahasa yang digunakan
untuk mengemas pesan, pikiran, gagasan, ide yang disampaikan melalui teks)
melalui pembelajaran bahasa berbasis teks, materi sastra dan kebahasaan dapat
disajikan.
0 komentar:
Post a Comment
mohon meninggalkan komentar