Budiyono Dion, Kurikulum
Sistem Penilaian Kurikulum
2013 versus UN
Implementasi Kurikulum 2013
masih banyak kritik yang perlu dipertimbangkan, khususnya dalam hal system penilaian
akhir pembelajaran. System penilaian kurikulum 2013 menekankan pada penilaian
fortofolio, sementara pemerintah masih memberlakukan Ujian Nasional. Ujian
Nasional sangat bertentangan penilaian fortopolio.
Pernyataan pengamat pendidikan,
Darmaningtyas yang dirilis teraspos.com, mengkritik penerapan Kurikulum 2013,
dimana terdapat inkonsistensi antara proses pembelajaran dan penilaian akhir
yang tetap memakai Ujian Nasional.
Sejatinya, menurut dia, Kurikulum
2013 sesungguhnya memiliki semangat yang bagus, karena mencoba mengadopsi
kurikulum yang dikembangkan sejumlah sekolah internasional, serta bersemangat
ingin melahirkan manusia pembelajar.
"Tapi evaluasi
akhirnya memakai UN, jelas ini tidak nyambung, yang cocok digunakan itu pake
sistem penilaian portofolio," kata Darmaningtyas, Rabu (27/8).
Menurut dia, antara
Kurikulum 2013 dan UN tidak bisa disatukan karena bertentangan secara prinsip.
"Kurikulum 2013 yang menumbuhkan manusia pembelajar, mutlak jangan memakai
sistem evaluasi model Ujian Akhir, percuma menerapkan Kurikulum 2013 tapi
memaksakan UN," kata aktivis pendidikan dari Taman siswa ini.
"Pilihan pemerintah
hanya satu, Kurikulum 2013 atau UN? Harus konsisten," kata dia.
Selain itu, Darmaningtyas
juga mengkritik ketidaksiapan pemerintah dalam mengimplementasikan Kurikulum
2013, lantaran masih banyak kendala yang ditemui.
"Sampai sekarang di
Jabodetabek saja masih banyak sekolah yang belum terima buku, guru-guru juga
belum paham konsep Kurikulum 2013."
Atas
dasar itu, Darmaningtyas yang juga merupakan Tim Penyusun Kurikulum 2013 agar
implementasinya tidak perlu dipaksakan secara nasional, hanya untuk
sekolah-sekolah yang siap saja. "Kalau dipaksakan dampak buruknya lebih
besar dari dampak positifnya."
0 komentar:
Post a Comment
mohon meninggalkan komentar